Senin, 17 Desember 2012

Setelah tersenyum merasakan tangis.

Melihatmu, mengenalmu, mengagumimu, menyukaimu, selanjutnya? aku mencintaimu. Sesederhana itu? ya, bahkan jauh lebih sederhana lagi ketika aku mengagumimu diam-diam, dengan hanya memperhatikanmu di suatu ruangan yang biasa disebut kelas setiap harinya di bulan September. Hanya bisa mengagumi diam-diam. Hari demi hari terangkai menjadi minggu demi minggu kemudian bulan demi bulan, waktu sangat cepat ya? aku masih mengagumimu. Yang aku tahu tentangmu selama dibulan September lalu itu adalah, kau baik, sederhana, humoris dan tidak sedikit yang mengakui bahwa kamu....... tampan. Bernyanyi diiringi alunan gitar dan dipadupadankan dengan riuhnya suasana kelas jika tidak ada guru, aku suka moment itu! Kau bermain gitar bersama teman laki-lakimu yang lain, aku? bernyanyi bersama teman perempuanku dan kita duduk membuat lingkaran kecil, pas! Ada yang mengiringi dan ada yang menyanyi, kurang apalagi? ini sudah sempurna. Lambat laun, aku berhenti mengagumimu, tapi, aku mulai mencintaimu. Suatu siang di tanggal 17 Januari, aku dicegah pulang oleh adit dan kau datang memasuki ruang kelas. Jendela kelas dibuka lebar oleh mereka yang menunggu sesuatu terjadi untuk dipertontonkan, ada apa ini? kau berjalan menghampiri dan berdiri disebelahku sambil memegang secarik kertas. Tidak lama kemudian, huruf demi huruf yang berubah menjadi kata demi kata lalu menjadi kalimat kau lontarkan untukku sambil menatap mataku dengan penuh harap, "Haw, sebenernya bagas suka sama hawa dan bagas pengen hawa jadi pacar bagas.. Kalo hawa nerima bagas ambil kertas ini kalo hawa nolak bagas buang kertas ini" oh tuhannnn! apa yang harus aku lakukan, aku menatap kesekeliling kelas, aku melempar kode kepada sifa untuk meminta pendapat, orang-orang yang menyaksikannya dari jendela luar berteriak-teriak "te-ri-ma! te-ri-ma! te-ri-ma!!!" aku merasakan jantungku berdetak 2kali lebih cepat oh tidak! bahkan berkali-kali lebih cepat!! aku ingin menangis saat itu juga, wajahku memanas dan mulai memerah. Aku sadar aku harus membuat keputusan dengan cepat dan tepat, aku mulai memegang kertas yang kau pegang lalu aku mengambilnya dan tersenyum, wajahku semakin memerah dan aku merasa air mataku sudah berkumpul dan akan meluncur secepatnya, aku memejamkan mata lalu mengusap mataku. Aku dan kamu keluar dari ruang kelas dan disambut riuh pikuknya orang-orang yang menghujaniku dengan ucapan selamat. Ini moment yang bersejarah! Ini menyenangkan! Ini membuatku ingin menangis! Saat itu juga, aku menyayangimu. Aku beruntung aku bisa menjadi teman tawa dan tangismu. Waktu memutar balikkan semuanya, semua yang seharusnya menyenangkan berubah menjadi menyedihkan. Karna tersendat beberapa masalah yang bersangkutan denganmu aku pikir kita-harus-berpisah. Sehari setelah kita berpisah kau-mencoba-meyakinkanku-lagi. Bodoh! aku salah membuat keputusan. Aku membuat hatimu berkeping, tolol! Aku menyakiti orang yang menyayangiku, dasar idiot! Aku salah. Seharusnya dari awal aku mempertahankanmu, mempertahankan kita. Aku salah. Seharusnya aku tetap mencintaimu, mencintai orang yang benar. Apa yang waktu itu aku pikirkan?! Aku salah membuat keputusan. Aku merasa.......... orang yang paling menyedihkan. Membuat orang yang aku sayang merasakan kekecewaan. Aku menyesal. Bisa apa aku sekarang? Kau sudah kecewa dan tidak mungkin kembali lagi, tidak akan ada kesempatan ketiga. Apa yang aku lakukan?! tuhan, kenapa kau mentakdirkan aku untuk membuat keputusan yang salah? kenapa kau buat aku menyianyiakan orang yang benar? kenapa kau buat aku menyakiti orang yang aku sayang? ini tidak adil. Tuhan, seharunya dia yang aku pertahankan dan aku perjuangkan. Aku rasa tuhan menjawab "Kau sudah cukup bahagia, kau harus belajar kuat dari cobaan yang aku beri". Aku mencoba kuat setiap hari sampai akhirnya aku menjadi lebih kuat setelah aku mencintai orang yang sebenarnya berbanding terbalik dengan bagas. Tuhan, kenapa kini aku memperjuangkan dan mempertahankan orang yang sebenarnya benar-benar salah? aku rasa tuhan menjawab "Kau sedang belajar bagaimana mempertahankan dan memperjuangkan seorang yang kau sayangi. Aku ingin melihat kau lebih kuat lagi". Ketika aku sendiri, ketika semuanya sudah berlalu, aku mulai merindukan sosokmu. Tapi, waktu memberiku kesedihan, dan aku butuh sosokmu. Akankah kau kembali? aku ingin memperbaiki semuanya. Aku janji.

With love&regret:)
           Hawa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar