Jumat, 28 Desember 2012

-

Tak ada salahnya berharap. Sepertinya, hanya itu yang bisa meringankan jejak langkah. Tak lebih, dan tak kurang. Berharap, tak pernah sia-sia; sekecil apapun itu. Karena kesempatan selalu ada--kapanpun itu. Harapan. Tempat bersandar dari keterpurukan. Menurutkan langkah pada satu tujuan. Selemah apapun, setia kujaga untukmu. LOVE IS BLIND. Karena cinta tidak butuh mata, kenapa harus menyesal saat putus cinta? ambil nilai terindahnya, lupakan sisi pahitnya. Cinta akan menjadi lebih berharga maknanya. Semua yang telah kita jalani bukan buang-buang waktu apalagi sia-sia. Setiap detiknya berharga dan bermakna. Melekang indah pada sejarah kita. Selambat atau secepat apa kita ingin melupakan? tidak ada jawaban yang tersirat ataupun tersurat. Selama ingatan adalah akarnya, melupakan adalah milik waktu; kapanpun itu. Biarkan waktu yang membuat aku melupakanmu karena aku tak mampu membunuh ingatanku. Melupakan semua tentangmu? tidak mungkin; karena kamu tinggal dalam ingatanku. Kehilanganmu membuatku mempunyai harapan dan harapan yang membuatku bisa terus berjalan. Aku percaya cinta itu memiliki sifat menuntun tapi aku butuh tanganmu untuk sampai ke tujuan. Kadang, cinta itu tidak perlu bicara. Dalam diam pun cinta tetap bisa berkata-kata. Dari padi aku belajar rendah hati, dari kamu aku belajar mencintai. Apakah itu kamu? semoga iya sebagai titik puncak doaku. Apakah berpisah denganmu termasuk didalamnya? padahal aku tidak pernah merencanakannya, tersiratpun tidak. Mengulang dari awal juga sebuah pilihan. Yakin bisa, lakukan! kembali lagi mengeja hatimu, yakin bisa kulakukan. Tuhan tidak pernah berhenti mencintai umatnya. Kalau kamu? semoga tidak berbeda. Kapanpun itu adalah waktu untuk melipatgandakan harapan yang dari awalnya tidak mengingkari keakuan rasa itu. Tidak selamanya, pedih itu berarti sakit. Kadang, tangis yang mengiringi adalah bahagia yang tidak kita sadari. Paling tidak, kita jadi mengerti apa arti sesungguhnya sakit ketika kita merasakan air mata mengalir. Inilah kebahagiaan sesungguhnya. Beruntunglah punya ingatan dan masa lalu yang membahagiakan. Dari titik jenuh kita tinggal melompat ke masa yang membiru-hitamkan bahagia kita dahulu. Tapi tetap kupercaya ini adalah perjalanan. Nikmati saja luka perihnya sampai mengering. Lalu, berjalan lagi tak henti. Cinta dan kesedihan itu ternyata berjalan beriringan, dan berdiri sejajar. Tidak selalu yang diam itu tidak tahu apa-apa. Tidak selalu yang diam itu tidak berarti apa-apa. Buktinya? waktu yang menjadi saksi bisu kita dahulu ketika kita sedang bersama. Dari kepingan masa lalu yang terurai berserakan. Aku mencoba mengumpulkannya dan menyusunnya kembali seperti puzzle; dan berharap tidak ada bagian yang hilang. Kau tahu posisiku sekarang? terjepit di dua dimensi. Antara masa lalu dan sekarang. Aku pikir, aku bahagia. Lihat saja. Mataku berkaca-kaca; jika mengingat waktu kita bersama dulu. Itu tandanya, aku masih menyayangimu sama seperti dulu.


With love:)
     Hawa

Kamis, 27 Desember 2012

Maaf

Alasan aku menulis adalah, kamu. Aku butuh banyak rasa sakit dan air mata untuk bisa menulis. Semakin aku terluka semakin banyak kalimat yang dapat aku rangkai. Hei, bangun dan buka matamu juga hatimu! Bulan Desember akan segera berakhir, tidak ada lagi menari di bawah rintik hujan bulan Desember. Apa rumah hatimu akan terbuka lebar atau bahkan tertutup rapat? Apa kau masih mau melanjutkan kisah di lembar yang sama atau bahkan membuka lembaran baru? Disela helaan napasku yang terengah; terselip rasa sesak yang luar biasa. Ini seperti cerita, ada awal dan ada akhir. Namun nyatanya aku terjebak di sela-sela cerita yang kita buat bersama. Selalu berakhir dengan penyesalan. Mungkin itu kelok jalanku. Sapa yang dulu kau rangkum pada decak kebisuan, hanya menampar udara hampa. Inikah kecemasanku; yang merupa gelombang di bawah alam sadarku setiap kali aku menunggumu? Kenapa aku harus bertahan pada semua ini? Karena aku sedang berjuang mencari jawaban? Sampai kapan? Jika sampai saat ini kau masih mengunci rapat-rapat bibirmu itu. Jika kau memiliki kesempatan kedua, mengapa aku tidak? Karena aku bersalah aku tak berhak mengharapkan apa-apa? hanya satu damba jika itu kamu izinkan; selain baikmu, aku tak inginkan apa-apa. Jatuh dan putus cinta. Bayangkan dua kata sebelumnya tak pernah ada. Hanya cinta. "Tanpa sebab rasa itu jatuh tepat di kamu". Kalau saja hati itu seperti buku terbuka, betapa indahnya membaca dan menuliskan cinta--untukmu. Kehilangan sosok teman tertawa dan menangis itu seperti kematian, tidak tahu kapan, dan tidak bisa dicegah. Sekarang aku percaya, hati yang terluka sulit diobati; termasuk hatimu yang sempat tergoreskan luka karenaku. Maafkan aku.


With love&regret:)
           Hawa

Rabu, 26 Desember 2012

just answer

-6 menuju 2013
hhh time is so fast ya ternyata....
kenapa 2012 cepet banget? kenapa 2012 kenangannya lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya? kenapaaaa?
btw, postingan yang ini gak terlalu penting kok cuma pengen jawab tweets-tweetsnya Tweetnesian hihi gak ada kerjaan:))
  •  #RemajaIndonesiaMemori2012 di 2012 ini kamu paling pintar di mapel apa ? inggris
  • #RemajaIndonesiaMemori2012 Prestasi kamu di 2012 ini menurun / meningkat / stabil ? Meningkat dong! sedikit sih:-(
  • #RemajaIndonesiaMemori2012 Di 2012 ini belum bisa move on dari siapa (initial) ? emm siapa ya emmm...
  • #RemajaIndonesiaMemori2012 ultah kamu tahun ini yang jadi kado berkesan bgt bagimu apa ? Dikerjain sama guru plp seni rupa,dinyanyiin selamat ulang tahun diiringi gitar sama anak satu kelas,dikasih kue blackforest,dikasih boneka&do'a.  Uuh miss that moment deh:(
  • #RemajaIndonesiaMemori2012 Di 2012 ini kamu sudah bisa mainkan alat musik apa ? waktu itusi diajarin angklung+drum sm siapa yaa..... ehehe

  • #RemajaIndonesiaMemori2012 lebih banyak kenangan manis di 2011 atau 2012 ? 2012!!
  • #RemajaIndonesiaMemori2012 ultahmu tahun ini sangat berkesan / biasa aja / menyedihkan ? sungguh amat sangat berkesannnn wooo \m/
  • #RemajaIndonesiaMemori2012 Siapa orang pertama yang mengucapkan "selamat ultah" km pada tahun ini ? eca
  • #RemajaIndonesiaMemori2012 di 2012 lebih sering gowes / futsal / basket / renang ? jalan
  • #RemajaIndonesiaMemori2012 di 2012 lebih sering galau karna cinta / sekolah / duit ? semuanya hehehe
  • #RemajaIndonesiaMemori2012 teman SMSAN fav km di 2012 ini (initial) ? hhh gak punya tmn smsan
  • #RemajaIndonesiaMemori2012 Suasana yang paling ngangenin bgt bagi km di 2012 ini ? ha banyak bgtttt yg dikangeninnn:(
  • #RemajaIndonesiaMemori2012 di 2012 ini km paling sering denger lagunya siapa ? adele,christina aguilera,christina perri,coffe reggae stone
  • #RemajaIndonesiaMemori2012 orang yang paling sering bikin km galau di 2012 ini (initial) ? A,B,L
  • #RemajaIndonesiaMemori2012 di 2012 ini masih ingat pernah ditembak berapa kali ? 13 atau 14 kl gak salah
  • #RemajaIndonesiaMemori2012 tempat yang menyimpan kesedihanmu di 2012 ini ? dalem kelas 8d, balkon 8d, midc57
  • #RemajaIndonesiaMemori2012 Mantan yang paling ngangenin di 2012 ini (initial) ? B
  • #RemajaIndonesiaMemori2012 Orang paling bikin sakit hati km di 2012 (initial) ? banyaksi
  • #RemajaIndonesiaMemori2012 TanggalCantikFav km di 2012 ? 17,1&13
  • #RemajaIndonesiaMemori2012 AktifitasFavKamu di 2012 ? hunting foto
  • #RemajaIndonesiaMemori2012 moment yang paling ngangenin bgt di 2012 apa ? siang itu, di dalam kelas, dagdigdug, akhirnya jadian:'))
  • #RemajaIndonesiaMemori2012 yang bisa bikin km nangis mengingat moment apa di 2012 ini ? pas diminta balikan di balkon dpn kls 8d
  • #RemajaIndonesiaMemori2012 di 2012 ini terakhir pacaran sama siapa (initial) ? S
  • #RemajaIndonesiaMemori2012 di 2012 pertama kali pacaran sama (initial) ? R
  • #RemajaIndonesiaMemori2012 nilai km yang selalu tinggi sepanjang 2012 di mapel apa ? as always inggris:-|
  • #RemajaIndonesiaMemori2012 Nilai yang selalu rendah sepanjang 2012 di mapel apa ? ipa&mat huh:(
  • #RemajaIndonesiaMemori2012 StatusKamu di 2012 lebih sering single / taken / waiting ? single lalu waiting kemudian taken setelah itu single dan akhirnya waiting
  • #RemajaIndonesiaMemori2012 Pernah pacaran berapa kali di 2012 ? 5
  • #RemajaIndonesiaMemori2012 Bulan di 2012 yang lo pengen banget balik kesana ? 17 JANUARI 2012!!!!!! huhh turn back time plase:(
  • #RemajaIndonesiaMemori2012 di 2012 sudah pernah nolak cinta orang berapa kali ? 8
  • #RemajaIndonesiaMemori2012 di 2012 ini masih sering mendem perasaan / sudah berani ungkapin ? mendemlah
  • #RemajaIndonesiaMemori2012 PengalamanBaruKamu di 2012 ? nyinyiain org
  • huft kenapa jadi melow ginisiiii?!:((                     

    Senin, 24 Desember 2012

    Kesempatan kedua.

    Di tempat rebahku kini, kamu berpelangi. Selamat pagi, untukmu--entah untuk yang keberapa kali. Yang pasti, aku ingin kembali kepadamu, suatu hari nanti. Datang dan pergi. Begitulah masa lalu membiru-hitamkan tiap lembaran cerita dan kamu berada diantaranya, seperti pagi ini. Aku butuh tanganmu untuk menyeka air mata ini. Boleh aku pinjam selamanya? semoga kau izinkan. Haruskah saling tak acuh sementara rasa itu masih mengepakkan sayap keakuannya? inilah kesendirian paling getir. Bersatunya rasa tak berkunjung pada kebersamaan dan kepemilikan raga. Mengejar mimpi, berani berlari. Meraih harapan, berani berpeluh. Satu tarikan napas, berisikan salam rindu. Hangat ku kirimkan untukmu--seorang. Tiba-tiba saja, aku kembali ke pangkuan kesendirian. Rebah sejenak, mengistirahatkan pikiran dari sergapan huruf dan alinea. Tengadah membelakangi kenangan. "Hai, apa kabarmu?" Tolong, jangan buat aku percaya; kita mulai terbiasa bertukar rasa bisu, sepertinya. Setelah sekian lama bertukar rasa bisu, akankah kau menghapus ingatan tentangku? Lakukan, jika itu pilihanmu. Aku tak mengapa. Menunggumu. Satu hal yang paling membahagiakan dari menunggu. Kebenaran menjadi lebih rumit ketika kusadar perasaan itu begitu kokoh di tempatnya; berat pindah ke lain hati. Haruskah kita tidak acuh dan mengingkari rasa saling itu? sementara disetiap kedip mata, rindu membilas kekeringan rasa kita. Di sini, aku masih saja berharap bisa menunggumu. Tapi, entah kapan itu menjadi nyata, atau sebaiknya aku pergi saja dan membunuh semua tentangmu? hingga tak tersisa? tidak mungkin! Tanya bisu "Aku yang sepenuhnya telah berbuat sia-sia tanpa logika dan tepikan rasa, atau lebih karena mengingkari realita?". Sebesar inginku, sedalam harapku; bernaung kembali dalam payung mata beningmu. Sekali lagi, maukah kamu? Jika kau tanya mengapa aku begini, aku akan menjawab "Karena semua orang butuh kesempatan kedua; termasuk aku!" Berkaca pada cermin kebersamaan yang terajut. Aku, kamu dan kebahagiaan itu. Berkaca-kaca, mataku. Mungkinkah terulang? Tak mudah kata "kita" yang lahir atas nama cinta. Berbukit tawa-sedih melapisinya. Saat kita nyata, kenapa ingkar yang menyayatnya? lalu siapa dan dimana kita sekarang? Bolehkah aku mencintaimu dengan mata terbuka dan hati yang terluka? Kau bertanya "Siang seperti apa yang kau inginkan?" lalu aku menjawab diiringi rintikan hujan "Siang seperti saat pertama kali kau nyatakan cinta." Apa kabar hujan dan penyesalan? aku butuh kesempatan kedua untuk menghapus air matamu, untuk mengobati hati yang terluka. Akankah kesempatan itu memihakku? Jatuh cinta dan patah hati itu memang pasangan serasi. Ketika jatuh karena patah hati, cinta menautkannya kembali. Ketika jatuh dan patah, bersyukurlah kita masih punya cinta dan hati. Ketika kita tak punya cinta dan hati, bersiaplah untuk jatuh dan patah. Kamu memang tak bernama Januari. Tapi di dalam Januari ada namamu yang tinggal di baris pertama. Permisi, boleh menengok hatimu sekali lagi? kuingin memastikan aku masih menjadi nomor satu di luka penantianmu dan teruslah membumbung tinggi dengan harapan yang mengelopak bunga hingga getar keakuan itu mencium langit contamu. Aku menunggu. Belajar dari kesalahan dan menelan kegagalan bulat-bulat sebagai pelajaran. Belajar menerimamu sebagai masa lalu dan menjadikanmu sebagai teman saja. Jika kau izinkan, aku ingin meminta kesempatan kedua. Jika kau izinkan. 


    With love&regret:)
              Hawa

    Sabtu, 22 Desember 2012

    Selamat hari ibu, bu♥

    Mempertaruhkan nyawa demi menyelamatkan nyawa yang dikandungnya selama 9bulan 10hari, siapa yang berani melakukan itu selain ibu? Rela kesakitan ketika sang buah hati yang berada di dalam perutnya meronta kecil ingin segera lahir ke dunia. Rebah sujudku mengiba baikmu. Melipat telapak tangan dan menengadah mengemis do'a yang berharp dikabulkan. Kuingin bahagia temanimu; jauhkan dari luka yang coba mengecupmu. Satu do'a kupanjatkan. Mengiba bahagia setia mengaliri mata airmu, dan membasuh kering air matamu. Yang terbaik dan terindah, kuiba dalam do'a untuk bahagiamu; detik ini dan nanti. Tersenyumlah dan teruslah menimang kasih sayang untukku, bersamaku. Jika tuhan mendengar do'a ibu yang selalu meminta kebaikan dan kebahagiaan untukku. Apakah do'a ku juga akan di dengar oleh Tuhan? 14 tahun yang lalu di bulan mei, tanggal 1, tahun 1998, hari jum'at... kau menjerit, meronta, berteriak, berusaha mengeluarkan kepala mungilku, berjam-jam kau taruhkan nyawamu demi aku, buah hatimu. Kau tersenyum dan menitikan air mata bahagia ketika sadar bahwa aku sedang menangis dipangkuan dokter. Peluhmu berguguran. Air matamu membanjiri sepasang bola matamu. Kau mengajarkanku mengeja kata 'ibu' lalu 'bapak'. Betapa beruntungnya aku. Ditubuhku tersimpan banyak liter air asi kasih sayang yang kau berikan secara cuma-cuma untukku. "Kasih ibu kepada beta tak terhingga sepanjang masa, hanya memberi tak harap kembali; bagai sang surya menyinari dunia" seuntai kalimat dalam sebuah lagu, semakin membuat aku yakin bahwa kasih sayang seorang ibu itu bagaikan lingkaran, tidak ada awal dan akhir; juga garis yang terputus. Memberi kasih sayang dengan tulus tanpa menginginkan balasan apapun. Aku ingin bertanya kepada orang yang tidak pernah mendo'akan ibunya, apa kalian tidak sadar? ibu adalah orang yang selalu berdo'a untuk kita bahkan sebelum kita lahir di dunia. Aku merasakan hatiku tersayat ketika mendapati ibu sedang menitikan air mata, aku ingin menghapus air matanya namun aku tidak tahu air mata apakah itu? air mata kebahagiaan atau air mata kekecewaan? Maaf jika aku membuatmu marah, jengkel, kecewa bahkan menangis. Aku tidak bermaksud membuatmu seperti ini, aku hanya (belum) tahu caranya membuatmu tersenyum bahagia. Diantara lipatan telapak tangan aku memanjatkan do'a kepada Tuhan "Ya allah, kau pemilik alam semesta beserta isinya. Kau pemurah, penyayang dan juga pemaaf. Tolong dengar do'a ku seperti kau mendengar do'a ibuku; aku ingin kau menjaganya di siang dan malammu, aku ingin kau menjaganya di tidur dan sadarnya. Tolong bahagiakan ia seperti kau bahagiakan umat yang kau sayang. Berikan umur panjang untuknya, kalau perlu, berikan sisa usiaku untuknya di esok nanti. Jadikan ibuku seorang muslimah yang taat agama dan dijauhkan dari hal-hal yang dapat menjauhkannya dari surga sana. Terimakasih ya Allah, aku harap kau mendengar do'aku. Amin." Aku ingin sepasang matanya yang bening itu dapat menyaksikanku ketika aku sudah menjadi orang berhasil suatu saat nanti. "IBU" satu kata, 3 huruf, beribu cinta dan kasih sayang. Apa kau bisa definisikan apa itu ibu? Masih ku ingat dengan jelas kata-katamu hari itu "Kalau kamu bahagia, ibu juga bahagia dan sebaliknya pun begitu. Kalau kamu sakit, ibu akan lebih sakit. Jadi, jangan buat diri kamu sendiri sakit." Oh tuhan, mengapa kau ciptakan malaikat tanpa sayap berhati mulia dan berwujud sosok ibu? aku takut kehilangannya! Jangan buat ia jauh dariku. Ibu, maafkan aku yang selalu membuatmu kecewa dalam setiap hal. Kau ibu yang memiliki banyak tokoh, kau bisa menjadi teman curhat, menjadi sahabat, menjadi ibu, menjadi orang yang paling spesial dan kau menjadi segalagalanya. Untuk bahagiamu, aku bisa apa? Aku hanya bisa menjanjikan kebahagiaanmu nanti. Ibu...... Terimakasih untuk semuanya, untuk pengalaman hidup, untuk bekal kehidupanku nanti, dan semua hal yang baik. Maaf aku belum bisa membuatmu bahagia.













    SELAMAT HARI IBU, BU...
    MAAF BELUM BISA JADI APA YANG IBU MINTA
    TERIMAKASIH UNTUK SEGALA-GALANYA
    HAWA GAK BERANI BILANG LANGSUNG, MALU... HAWA BANYAK SALAH SAMA IBU:')


    With a big love:)
           Hawa 

    Jumat, 21 Desember 2012

    Selamat pagi, kamu.

    Kau menghilang dari mimpiku dan aku tersadar. Aku membuka kedua mataku dan memperhatikan sekelilingku berharap kau hadir disisiku. Ternyata pagi ini masih sama seperti pagi kemarin, hanya sunyi yang aku dapatkan. Sarapan apa pagi ini? semangkuk kenangan, sepiring penyesalan dan segelas kerinduan, lagi? Apa hanya itu yang bisa aku dapatkan lagi? Aku hanya ingin mencicipi sesendok kasih sayangmu dan seteguk cintamu. Rinduku tak kenal lelah, sudah beribu-ribu pagi yang aku lewati dengan rasa rindu yang tak tersampaikan. Seandainya ada jasa pengiriman rindu seperti pos, mungkin kau sudah memiliki setumpuk paket rindu dariku. Apa kau sudah membuka matamu? Lihatlah, daun-daun itu penuh dengan embun kerinduan sisa gerimis tadi malam. Ingatkah? Aku menari dibawah gerimis menuju rumah hatimu? Aku sudah sampai di daun pintu rumah hatimu. Aku ketuk... Tak ada yang membuka. Aku menyelonong masuk kedalamnya, dan yang aku dapatkan hanya ruang kosong tak berpenghuni. Aku temukan titik terang diantara kosongnya ruang hatimu, apa itu? Masa lalu. Hidupku tanpa sosokmu menjadi kehidupan berwarna hitam-putih, tidak seperti sebelumnya saat kau mengisi hari-hariku, berwarna! Aku kembali tenggelam di lautan masa lalu. Hhh aku tersadar lagi, ternyata semua ini masih tentangmu. Mimpi itu, harapan itu. Tak ada yang berubah. Setiap incinya begitu berarti. Ketika cerita demi cerita hampir saja terhenti, pagi mempertemukannya kembali. Aku tersesat dan kembali kepadamu. Menghirup harum napas dan mencium ranum rindu. Dan.. aku masih setia menimang mimpi tentangmu yang belum juga datang menjelang untuk sendiriku. Selamat pagi, kamu...


    With love&waiting:)
              Hawa

    Kamis, 20 Desember 2012

    Ini sudah berakhir?

    Tak butuh menjadi siapa atau apa aku di matamu. Ketika cinta jatuh telak di hatimu, aku adalah aku tanpa awalan atau akhiran. Ketika kamu jatuh telak di hatiku, kamu adalah kamu tanpa notasi berurutan; di hatiku. Bahkan, aku tak butuh menjadi siapa-siapa untuk cinta. Aku cukup ada untukmu, saja. Mampukah aku beranjak pergi, dengan semua tentangmu pelan-pelan membatu dan memberatkan langkahku? padahal aku tak bisa berlama-lama ada di sini. Padahal kau juga sudah lama tak ada di sini. Aku terpatung ketika kau beranjak menjauh. Tak peduli apakah ini cinta atau bukan. Aku hanya ingin menikmati luka-bahagia ini. Merangkumnya dalam tiap kalimat, huruf demi huruf. Dari awalnya hingga cinta bersimpuh pada keakuan hati, keyakinan itu ada; kau seperti yang terbaca dan disetiap abjadmu, kucetak bahagia. Sepertinya, bisu membuat rindu jadi makin berarti. Kamu adalah baris pertama dari setiap alinea yang di dalamnya selalu menyebut kata 'rindu'. Menjadikanmu selalu ada dan tetap dekat--meskipun hanya jauhmu yang kurengkuh. Masihku di sini--sendiri. Merunut bilur-bilur rindu yang tertinggal. Bertahan dalam bisu. Membiarkan rindu itu memungut indah dalam kesakitannya. Aku rela. Rindu dan kamu itu seperti angin. Tak bisa kulihat, tapi kurasakan kehangatan juga kegelisahannya. Karena kata hanya perantara, tak bisa seutuhnya. Biarkan rasa yang bicara dari kedalamannya, detik ini. Masih. Rindu ini, untukmu. Menjadi biasa itu luar biasa! Aku terbiasa bersamamu lalu tidak, itu sungguh menyiksa. Nyatanya, rumah hatimu adalah tumpukan rinduku. Aku tak pandai merangkai kata, namun aku harap kau mengerti kerinduan yang aku tulis di hatimu. Kita sebenarnya masih saling mencintai namun saling membisu. Aku mencintaimu yang sempat aku siasiakan. Kau mencintaiku yang sempat aku siasiakan. Tidak adakah kesempatan untuk memperbaiki semuanya? Hujan tak mampu menghapus jejakmu di setiap langkah hati ini. Belajar melupakanmu itu sungguh pekerjaan yang besar dan menguras perasaan. Andai saja akar ingatan itu tak kuat mencengkeram mungkin aku sudah terlepas dari semua ini. Bersama melipat hati, bersama memenjarakan kata. Itu yang kita pilih untuk menyudahi penyatuan dan genggaman kitapun terlepas di batas perpisahan. Dulu, ada satu keajaiban yang membangunkanku dari ruang hampa dan itu kamu. Apa mungkin akan hadir keajaiban kedua? Selain bahagia, apalagi yang bisa kureka-reka saat bersamamu? Selebihnya adalah damba untuk segera bisa mengulang kejadian itu. Di sudut kenangan, aku berhenti sejenak; membaui hening. Apakah semua yang tercatat di sini telah membeku? Mungkin. Tapi, apa yang kuingkari tak bisa berlari dari nyata; rindu dan kamu. Beri aku kesempatan! Dengan penuh harap mengharu, kutuliskan kata itu. Masihkah setiamu? lemah kusandarkan penantian di bahumu. Dada sendat. Ketika ribuan kata yang kumuntahkan tak bermutu di mulutmu. Hanya memekik di rongga kosong, lalu hilang arti. Silahkan pergi sesuka hati membawamu entah kemana.. entah kepada siapa.. asal kamu berjanji bisa berbahagia dengan pilihanmu. Aku mengais pilu dalam birunya rindu yang menusuk tanpa henti. Haruskah aku sudahi dengan pergi mengingkarimu? jika itu jalannya, aku ingin kamu berbahagia. Untuk mencintaimu (lagi) dalam mimpi saja, aku tak berani. Permisi, aku pergi. Di pelupuk matamu, luka sempat ku goreskan dan tangispun berguguran dari pipi pasiku. Enggan kutunggu lagi; dua bening matamu yang kini melengkungkan kesedihan di jejak kai-kaki. Sekali aku terantuk, terlemparku di pusaran penantian yang menceraiberaikan warasku. Saatnya menutup buku. Adalah, kita tak ada cerita lagi karena kebisuan yang kita buat sendiri. Cukup sampai disini! Sekian dan selamat tinggal.


    With love&sorry:)
              Hawa

    Rabu, 19 Desember 2012

    Hujan penuh cerita.

    Di antara hujan dan kata bosan. Dalam bingkai cerahnya langit hujan tetap berjatuhan. Dalam hujan itu, tersimpan rapih jejakmu. Aku katakan pada hujan, kita masih 'satu'; Karena kamu memenangi hatiku, begitu juga aku. Hujan boleh saja reda namun tidak dengan rinduku. Kau telah mengajarkanku bagaimana menari dalam hujan. Dalam hujan itu kutemukan tawa dan tangis mengeja bahagia bersamamu, satu demi satu. Dalam derap hujan yang pongah menghujam, hanya semata damba yang mengunci jejak kakiku untuk setia berjalan ke rumah hatimu. Tak peduli akan basah-kuyup. Aku tetap ingin menari dalam hujan itu. Sebaris kata maaf yang kau catatkan pada gerimis tadi malam, telah cukup untuk bahagiaku. Menghunus rindu menapaki jalan perjumpaan, inginku. Lalu kucatat lagi sejarah kesendirian di kaki langit yang berhujan, hari ini, hanya ada tanda tanya di dalam hati dan sepi. Saatnya menari dalam hujan, ini yang aku sukai! Setiap ruas jalan menuju rumah hatimu tergenangi air keraguan yang mengabutkan arah pandang getarku. Hujan semakin berderai, rindu itu tak mau pergi. Aku  menangis disini--sudut mataku. Kuhirup aroma hujan yang merayu mata untuk menangis lagi, tiba-tiba aku begitu merindukan manjamu, detik ini. Setiap kali melihat hujan, selalu saja ingatanku tentangmu banjir seketika. Begitu derasnya rindu ini membasahiku. Hujan hari ini, di bulan Desember menjadi pertanda, adanya rindu untukmu--satu-satunya. Air mataku seperti gerimis, biarpun tidak sederas hujan, tapi setiap rintiknya tetap jatuh kepadamu juga, satu demi satu. Cukup hanya untuk hari ini berteman hujan, kesendirian, dan sepotong mimpi tanpamu. Desember, membingkai lagi kenangan yang dulu, satu demi satu. Bersamamu, siapa lagi. Desember, meratapi detik demi detik yang terlewati. Bersamamu, siapa lagi. Tadi malam, aku berlari dan menari di bawah rintik hujanmu, lagi. Kini, izinkan aku berteduh di bawah pelangi mata beningmu. Aku menyusun gemuruh cinta di derasnya hujan. Memasung satu jiwa dan satu hati. Kenangan hujan yang kau pendam bisu itu masih memenuhi peta yang tergantung di jelaga sunyi mataku. Maaf, aku mencatatnya lagi dengan seribu kata rindu. Hujan sudah berhenti berderai, kini saatnya aku kembali menunggu hujan yang datang. Aku akan menunggu disini, aku akan kembali menari dibawah derai hujan yang akan mengantarkanku ke rumah hatimu.


    With love&waiting:)
               Hawa

    Selasa, 18 Desember 2012

    Selamat malam, kamu.

    Kehilangan itu menampar egoku dengan jelas dan aku tersadar, betapa berartinya kamu, betapa berartinya kita dan betapa berartinya kebersamaan. Kau membuatku meratapi betapa berharga dan berartinya dirimu--satu-satunya. Aku yang telah membuatmu terluka, tapi kenapa justru perih berbalik tajam melukakan lukaku? Aku dan kamu sebenarnya sama-sama menyadari awal cinta kita berkobar, lalu kobarannya mulai membakar ketakutan dan akhirnya, merenggut kebersamaan. Setelah berpisah, aku masih menunggumu dengan ketidak pastian, mungkin... tidak... mungkin... tidak... mungkin. Biarkan saja, setidaknya aku masih bisa menunggu dan masih memiliki banyak waktu untuk menunggu kepastian itu.  Seharusnya sebagai kita, perpisahan tidak akan mengubah apapun, karena kau telah memenangi hatiku, begitu juga sebaliknya. Ternyata, kata "seharusnya" tak berlaku lagi untuk kita. Kini, aku tahu, kau yang memilih bergeser dari garisku dan membungkam hilang kenangan itu. Akhirnya, tak butuh lagi aku katakan, kembalilah! Karena aku telah kalah, bahkan sebelum melambaikan kata perpisahan. Apa dunia ini sudah berpaling? termasuk kamu? apa aku terlambat mengucapkan kata maaf? apa aku terlambat mengucapkan kata sayang? apa yang kurindukan saat ini? masa lalu saat bersamamu yang kurindukan. Inikah rasanya kehilangan? ketika segalanya terasa kosong dan ruang batin ditebas kehampaan. Saat aku terjaga, saat aku tersadar, kau raib dari sisiku. Hanya tubuh fatamorgana yang kudekap, sisanya hanya kosong yang tertangkap oleh mata. Kenapa kosong? begitu sunyikah ruang hatimu? hingga hanya bisu yang bisa kau hidangkan untukku? jangan! aku rindu akan gaduhmu, itu sangat meneduhkan. "Haruskah berakhir seperti ini?" berulang kalimat itu menderas air mata penyesalan. Haruskah? aku ingin mengakhiri tanya ini di dadamu. MASA LALU. Hatimu tertinggal dalam album kenangan. Memilah rindu? TIDAK! Memikirkanmu? IYA, detik ini juga. Boleh aku menengok hatimu sekali lagi? bila kau izinkan, aku ingin menjemput bahagia kita yang dulu sudah menjadi kenangan. Maafkan untuk setiap salah yang kucetak di jejak hatimu. Maafkan untuk setiap tangis yang membasahi sepasang bening matamu, karenaku. Aku dan kamu masih sama-sama saling membisu karena perpisahan, sampai kapan? jangan terlalu lama, aku ingin mengeja kata rindu di telingamu. Aku merindukanmu, hadirlah dalam mimpiku walaupun sebentar, walaupun tidak nyata, aku ingin melepaskan rindu yang menyesakkan dada ini. Jika malam ini kau hadir didalam mimpiku, jangan kau bawa kebisuan yang nyata, tak apa jika kau bawa kebahagiaan yang fana, setidaknya aku masih bisa merasakan bahagia bersamamu. Berjanjilah padaku malam ini kau akan hadir dan membawa kebahagiaan dalam mimpiku dan akan membuatku memejamkan kedua mataku hingga esok hari yang nyata. Selamat malam.......


    With love&longing:)
                 Hawa

    Senin, 17 Desember 2012

    Setelah tersenyum merasakan tangis.

    Melihatmu, mengenalmu, mengagumimu, menyukaimu, selanjutnya? aku mencintaimu. Sesederhana itu? ya, bahkan jauh lebih sederhana lagi ketika aku mengagumimu diam-diam, dengan hanya memperhatikanmu di suatu ruangan yang biasa disebut kelas setiap harinya di bulan September. Hanya bisa mengagumi diam-diam. Hari demi hari terangkai menjadi minggu demi minggu kemudian bulan demi bulan, waktu sangat cepat ya? aku masih mengagumimu. Yang aku tahu tentangmu selama dibulan September lalu itu adalah, kau baik, sederhana, humoris dan tidak sedikit yang mengakui bahwa kamu....... tampan. Bernyanyi diiringi alunan gitar dan dipadupadankan dengan riuhnya suasana kelas jika tidak ada guru, aku suka moment itu! Kau bermain gitar bersama teman laki-lakimu yang lain, aku? bernyanyi bersama teman perempuanku dan kita duduk membuat lingkaran kecil, pas! Ada yang mengiringi dan ada yang menyanyi, kurang apalagi? ini sudah sempurna. Lambat laun, aku berhenti mengagumimu, tapi, aku mulai mencintaimu. Suatu siang di tanggal 17 Januari, aku dicegah pulang oleh adit dan kau datang memasuki ruang kelas. Jendela kelas dibuka lebar oleh mereka yang menunggu sesuatu terjadi untuk dipertontonkan, ada apa ini? kau berjalan menghampiri dan berdiri disebelahku sambil memegang secarik kertas. Tidak lama kemudian, huruf demi huruf yang berubah menjadi kata demi kata lalu menjadi kalimat kau lontarkan untukku sambil menatap mataku dengan penuh harap, "Haw, sebenernya bagas suka sama hawa dan bagas pengen hawa jadi pacar bagas.. Kalo hawa nerima bagas ambil kertas ini kalo hawa nolak bagas buang kertas ini" oh tuhannnn! apa yang harus aku lakukan, aku menatap kesekeliling kelas, aku melempar kode kepada sifa untuk meminta pendapat, orang-orang yang menyaksikannya dari jendela luar berteriak-teriak "te-ri-ma! te-ri-ma! te-ri-ma!!!" aku merasakan jantungku berdetak 2kali lebih cepat oh tidak! bahkan berkali-kali lebih cepat!! aku ingin menangis saat itu juga, wajahku memanas dan mulai memerah. Aku sadar aku harus membuat keputusan dengan cepat dan tepat, aku mulai memegang kertas yang kau pegang lalu aku mengambilnya dan tersenyum, wajahku semakin memerah dan aku merasa air mataku sudah berkumpul dan akan meluncur secepatnya, aku memejamkan mata lalu mengusap mataku. Aku dan kamu keluar dari ruang kelas dan disambut riuh pikuknya orang-orang yang menghujaniku dengan ucapan selamat. Ini moment yang bersejarah! Ini menyenangkan! Ini membuatku ingin menangis! Saat itu juga, aku menyayangimu. Aku beruntung aku bisa menjadi teman tawa dan tangismu. Waktu memutar balikkan semuanya, semua yang seharusnya menyenangkan berubah menjadi menyedihkan. Karna tersendat beberapa masalah yang bersangkutan denganmu aku pikir kita-harus-berpisah. Sehari setelah kita berpisah kau-mencoba-meyakinkanku-lagi. Bodoh! aku salah membuat keputusan. Aku membuat hatimu berkeping, tolol! Aku menyakiti orang yang menyayangiku, dasar idiot! Aku salah. Seharusnya dari awal aku mempertahankanmu, mempertahankan kita. Aku salah. Seharusnya aku tetap mencintaimu, mencintai orang yang benar. Apa yang waktu itu aku pikirkan?! Aku salah membuat keputusan. Aku merasa.......... orang yang paling menyedihkan. Membuat orang yang aku sayang merasakan kekecewaan. Aku menyesal. Bisa apa aku sekarang? Kau sudah kecewa dan tidak mungkin kembali lagi, tidak akan ada kesempatan ketiga. Apa yang aku lakukan?! tuhan, kenapa kau mentakdirkan aku untuk membuat keputusan yang salah? kenapa kau buat aku menyianyiakan orang yang benar? kenapa kau buat aku menyakiti orang yang aku sayang? ini tidak adil. Tuhan, seharunya dia yang aku pertahankan dan aku perjuangkan. Aku rasa tuhan menjawab "Kau sudah cukup bahagia, kau harus belajar kuat dari cobaan yang aku beri". Aku mencoba kuat setiap hari sampai akhirnya aku menjadi lebih kuat setelah aku mencintai orang yang sebenarnya berbanding terbalik dengan bagas. Tuhan, kenapa kini aku memperjuangkan dan mempertahankan orang yang sebenarnya benar-benar salah? aku rasa tuhan menjawab "Kau sedang belajar bagaimana mempertahankan dan memperjuangkan seorang yang kau sayangi. Aku ingin melihat kau lebih kuat lagi". Ketika aku sendiri, ketika semuanya sudah berlalu, aku mulai merindukan sosokmu. Tapi, waktu memberiku kesedihan, dan aku butuh sosokmu. Akankah kau kembali? aku ingin memperbaiki semuanya. Aku janji.

    With love&regret:)
               Hawa

    Kamis, 13 Desember 2012

    Ini pertanyaan yang seharusnya bisa kau jawab.

    Kapan kau akan berhenti membuatku menangis?
    Kapan kau akan menghilang dari memori otakku?
    Kapan kau akan berhenti menyakitiku secara tidak langsung?
    Kapan kau akan berhenti membuatku mengingat kenangan kita?
    Kapan?
    Kapan?
    Kapan?
    Kapan?
    Kapan?
    Aku lelah jika harus terus menerus mengingat kenangan kita yang manis itu. 6bulan yang lalu, kita masih bersama, menghabiskan waktu bersama, merayakan hari jadi yang pertama. 5bulan yang lalu, kita juga masih bersama, masih juga menghabiskan waktu bersama, dan juga merayakan hari jadi yang kedua. Hari ini, dibulan yang berbeda, diwaktu yang berbeda, ditahun yang sama, ditanggal yang sama, semua berubah.... Kau telah menemukan kebahagiaanmu sendiri, sedangkan aku? Kau telah menemukan teman untuk tertawa dan menangis bersama, sedangkan aku? Kau telah membuat kenangan baru dengan orang baru, sedangkan aku?
     Kenapa harus kamu yang menyelonong masuk kedalam hatiku?
    Kenapa harus kamu yang membuat hidupku berubah seperti ini?
     Kenapa harus kamu yang menorehkan jutaan kenangan dihatiku?
    Kenapa harus kamu yang membuatku merasakan tawa dan tangis?
    Kenapa harus kamu yang membahagiakan sekaligus membuatku kecewa?
    Kenapa?
    Kenapa?
    Kenapa?
    Kenapa?
    Kenapa?
    Apa bisa kau jawab? Apa bisa kau jelaskan? Apa bisa kau mengembalikan waktu? Apa kau bisa menjawab semua pertanyaanku? Apa kau bisa menjelaskannya kepadaku? Mengapa waktu membuat kita terpisah? Tak bisakah waktu berhenti sebentar saja? Apa waktu tidak ingin melihat aku merasakan hal-hal manis bersamamu? Kenapa hal yang manis bisa membuat orang menangis? Kenapa kau membuatku tertawa jika setelah itu kau buat aku menangis? Kenapa kau buat aku bahagia jika setelah itu kau buat aku terluka? 
    Ya, kau tidak tahu seberapa besar cintaku untukmu, yang tahu hanya aku, aku, aku, aku, aku, aku, aku, aku, dan tuhan. 
    Aku pikir, kau adalah pilihan yang tepat untukku, kenyataannya? aku salah membuat keputusan.
    Apa aku pernah membuatmu kecewa?
     Apa aku pernah membuatmu menangis?
     Apa aku pernah menorehkan luka di hatimu?
    Apa aku pernah membuatmu merasakan sakitnya ditinggalkan?
    Apa?
    Apa?
    Apa?
    Apa?
    Apa?
    Aku sampai memutar balikkan otak untuk mengingat apa aku pernah melakukan itu semua terhadapmu. Aku menemukan kata 'tidak' yang ternyata jawaban itu jatuh di dasar hatiku. Kau tahu? sebenarnya ini tidak adil, aku merasakan sakitnya ditinggalkan orang yang paling disayang, aku merasakan sakitnya disia-siakan, aku merasakan air mataku jatuh sia-sia. Sedangkan kamu? apa kamu pernah merasakannya karena aku? apa pernah? aku terlalu mencintaimu sehingga aku lupa bagaimana cara mencintai diriku sendiri.
    Kepergianmu membuat aku semakin lupa bagaimana cara membuat diriku sendiri untuk tersenyum bahkan tertawa. Aku lupa! Karena biasanya kau yang mengendalikan senyum dan tawaku. 
    Bagaimana agar air mataku berhenti menetes?
    Bagaimana agar hatiku sembuh setelah kau sakiti?
     Bagaimana caranya agar aku dapat melupakanmu?
     Bagaimana agar aku bisa mengendalikan semuanya sendirian?
    Bagaimana agar otakku berhenti mengoperasikan kenangan kita?
    Bagaimana?
    Bagaimana?
    Bagaimana?
    Bagaimana?
    Bagaimana?
    Kau datang mengajariku bagaimana caranya menyayangi seseorang, bagaimana caranya memperjuangkan seseorang, bagaimana caranya mencintai seseorang, tapi sayang..... kau lupa satu hal yang sebenarnya penting... kau lupa mengajariku bagaimana caranya melupakan seseorang yang pernah disayang. Sekarang, bisakah kau ajari aku bagaimana caranya? Aku mohon, aku ingin bisa melupakanmu. Karena, mengingatmu adalah hal yang sebenarnya menyakitkan. Jika kau tidak bisa mengajariku bagaimana caranya melupakanmu, ajari aku bagaimana caranya mengendalikan senyum dan tawaku sendiri. Kau mau mengajariku? aku rasa tidak. Peduli apa kau terhadapku? aku bukan siapa-siapamu lagi. 
    Mengapa harus aku yang terluka?
    Mengapa harus aku yang menangis?
    Mengapa haruas aku yang terjebak? 
    Mengapa harus aku yang merasakan ini? 
     Mengapa? 
    Mengapa?
    Mengapa?
    Mengapa?
    Mengapa?
    Aku tak bisa menjelaskan kenapa air mata ini terus terjatuh jika aku mengingatmu. Tidak adakah orang lain yang bisa kau lukai? kau melukai aku yang benar-benar menyayangimu. Seharusnya kau tahu, aku tidak sekuat kamu! Aku perempuan! Aku yang seharusnya kau pertahankan bukan kau sia-siakan! Aku yang seharusnya kau buat tertawa bukan kau buat menangis! Aku yang seharusnya kau buat bahagia bukan kau buat kecewa! Dunia ini yang sudah terbalik? atau jangan-jangan memang kau yang tak tahu bagaimana mencintai seseorang dengan benar? 
    Menangisimu memang tidak bisa membuatku melupakanmu, setidaknya aku bisa merasakan bahwa aku masih mencintai orang yang aku cintai. Rasanya hanya aku yang mengerti kamu dengan detail dan seluk-beluknya bukan orang lain. Aku ingin tahu, apa kau sekarang sudah menempati hati perempuan yang tulus seperti aku? apa kau sekarang sudah bahagia dengan "mainan" barumu? aku tak tahu pasti.  
    Yang namanya "mainan" pasti memiliki batas kebosanan masing-masing, jika bersamaku saja kau cepat bosan, bagaimana dengan "mainanan-mainan" yang lainnya? aku harap "mainanmu" yang lainnya tidak merasakan hal yang sama seperti aku.


    With love :)
         Hawa