Sabtu, 13 Juli 2013

Jarak

Rindu selalu berada diantara kita dan jarak. Aku selalu berusaha memahami keadaan kita yang tidak selalu bisa bersama karena jarak. Sayang, malam ini jarak membuatku muak. Jarak merenggut keberasamaan yang seharusnya kita nikmati bersama. Jarak membuat rindu ini menuntut pertemuan. Jarak membuatku takut akan peluang perpisahan kita semakin lebar. Aku takut kehilangan kamu karena jarak.

Sejauh ini, aku masih berusaha mempertahankan kita diantara rindu dan jarak. Ketika kedua tanganku melipat dan bibirku merapal doa, namamu selalu ku sebut dihadapan tuhan. Aku meminta pada tuhan agar kamu selalu dalam perlindungannya, dalam kebahagiannya, dalam kekuatannya, dalam kepercayaannya, dan semua yang terbaik untukmu. Apa kau melakukan hal yang sama? atau hanya aku sendirian yang melakukan hal seperti itu? 

Ketika mata tidak saling memandang, tangan tidak saling menggenggam, dan langkah tidak saling beriringan. Menyakitkan memang, tapi inilah jarak. Menangis sendirian dan kembali menutupi semuanya demi mendengar suaramu di ujung telepon. Aku tidak ingin kau tahu aku menangisi jarak, rindu, dan takdir. Aku tidak ingin membuatmu khawatir. Semua seakan baik-baik saja, seakan tidak ada air mata. Ketika keadaan (tidak) baik-baik saja, aku masih mampu meyakinkan diriku sendiri semua akan baik-baik saja, ya, semua akan baik-baik saja. 

Saat aku membutuhkanmu, teringat lagi bahwa kau tidak bersamaku, tidak duduk disampingku, tidak menggenggam tanganku, tidak memelukku dengan erat, tidak mendekapku dengan hangat, tidak mengelus rambutku dengan halus, tidak mencium keningku dengan lembut. Se-sakit inikah dipisahkan oleh jarak? 

Apa kau disana dalam keadaan baik? apa kau disana dalam keadaan menunggu kepulanganku? apa kau disana dalam keadaan setia? percayalah, disini, hatiku hanya untukmu. Mengertilah, ketika kau menghilang tidak berjejak, disini aku khawatir. Aku khawatir tidak lagi menjadi satu-satunya dihatimu, khawatir tidak lagi menjadi bagian penting dihidupmu, khawatir tidak lagi menjadi yang kau tunggu kepulangannya. 

Sayang, bisakah kau dekatkan jarak diantara kita? bisakah kau pertemukan rindu ini? bisakah kau? aku sendiri lelah, lelah pada jarak yang terus merenggut semuanya perlahan, lelah pada rindu yang terus meronta meminta pertemuan. Peluk aku walau hanya dalam doa jika memang kita belum bisa bertemu. Jaga hatimu untukku, karena aku menjaga semuanya untukmu. Jika tak ada jarak diantara kita, mungkin aku tidak akan sesedih ini, sayang, mengertilah. Tunggu sampai jarak ini sedekat dahulu, tunggu sampai rindu ini terbebaskan seperti dahulu, tunggu semuanya kembali seperti dahulu ketika aku sudah pulang. Aku akan menghapus rindu dan jarak ini, sayang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar