Jumat, 25 Januari 2013

Page 23 of 365

Welcome to page 23 of 365!
you fill this page, bil
learn to trust again, learn to love again,
learn to patient again, learn not to be selfish anymore,
just with you,bil.
don't waste my trust, because.....
I believe that you will not hurt me
MhmmdNbl({})

Kamis, 17 Januari 2013

Kembali disini, bersamaku...

Hai....
Apa kabar? sudah lama tidak bertegur sapa, mmm... bahkan saling memandangpun tidak pernah lagi. Hanya saling beradu pandang, memergoki satu sama lain ketika sama-sama sedang saling memperhatikan. Entah kenyataannya memang saling memperhatikan atau hanya perasaan saja, aku tidak tahu. Kau ingat 17? ketika satu tahun yang lalu, kau menggantungkan harapan padaku dan terjawab sudah siang hari itu. Aku-kamu-kita. Kau ingat? ketika kau duduk di sebelahku berbicara sambil menatap mataku? kau ingat ketika berdiri di depan balkon sambil mengobrol? kau ingat saat berdiri di sampingku di lapang depan sekolah? kau ingat ketika bermain volly saat jam olahraga denganku? kau ingat? Ini berlalu terlalu cepat, benar-benar terlalu cepat, aku baru mencintaimu setelah kau berlalu. Aku memang tidak bisa dengan fasih mengungkapkan apa yang aku rasakan. Bagiku, apa yang aku rasakan cukup dirasakan tidak semua yang aku rasakan harus aku ungkapkan. Namun kali ini aku merasa ingin mengungkapkan semuanya, hanya saja aku tidak tahu bagaimana caranya. Saat kau disini, bersamaku... aku membuat kesalahan; membuatmu kecewa, menorehkan luka dan menjadikanmu begitu sia-sia. Saat kau tidak ada disini, bersamaku... aku berharap kau kembali disini, bersamaku. Aku berharap kau masih sama seperti yang dulu. Aku harap. Hhh aku harus merasakan dadaku tersendat,berdegup kencang,rasa sakit yang dalam dan napasku terengah seperti hampir  kehilangan udara untuk dihirup ketika menyadari bahwa; kadang kita berada di satu timeline yang sama namun tidak saling menyapa, kadang kita berhadapan ketika melintas di arah berlawanan namun tidak saling memandang, kadang kita berdiri tidak terlalu berjauhan namun tidak saling melirik. Coba kau jelaskan apa itu 'mantan', bekas? sampah? apalagi? itu semua salah. Mantan itu sosok yang pernah mengajarkan bagaimana caranya berbagi. Seburuk-buruknya mantan, tetap saja dulu pernah kau anggap dia yang terbaik kan? ini semua hanya putaran kecil. Dulu aku berada di atas, menyia-nyiakanmu; kemudian aku jatuh di bawah ketika disia-siakan, roda masih berputar, berputar perlahan ketika aku berharap kau kembali. Kau tahu? ketika aku menekan tombol demi tombol di keyboard ini dan mulai menjadi kalimat, aku mengetik sambil terus memikirkanmu. Sosokmu membayangiku, apalagi senyummu yang dulu sempat aku miliki. Ah rasanya kau tidak akan pernah lagi tersenyum untukku dan karenaku. Ini gelap, sangat gelap, bagaimana bisa aku berjalan sendiri di dalam kegelapan? maukah kau menjadi cahaya yang menyelimutiku ketika aku berjalan? aku tidak ingin kau menjadi lilin dalam gelapku, kenapa? api akan membakar tubuhmu terus menerus hingga tidak terisa dan hilang. Aku ingin kau menjadi cahaya yang akan terus menemaniku berjalan tanpa kenal hilang. Ketika kau dulu tersenyum untuk dan karenaku aku mengubahnya menjadi tangisan, ketika aku ingin merasakan kau tersenyum untuk dan karenaku, kau enggan. Walaupun sedetik, tapi biarkan aku merasakan bibirmu tersungging untuk dan karenaku. Jika kau kembali disini, disampingku, aku tidak akan lagi menghilangkan sunggingan senyummu itu. Aku ingin kau menjadi pengendali tawa dan tangisku. Aku butuh bagian hati yang patah untuk melengkapi ini semua. Seandainya kau tahu, alasan aku menulis adalah; 1. kamu 2.rasa sakit 3.perasaan yang tersimpan 4.penyesalan 5.cinta. Percaya atau tidak, aku masih menunggumu disini. Bagaimana denganmu? apa kau sudah mendapatkan perempuan yang bisa kau kendalikan tawa dan tangisnya? Aku harap kau kembali disini, disampingku. Aku harap kau kembali menjadi pengendali tawa dan tangisku. Aku harap kau kembali tersenyum untuk dan karenaku. Aku harap. Ya....... Entah sampai kapan. (seharusnya) ini adalah 17 untuk yang ke-12. Maaf aku telah membawamu kedalam kekecewaan. Maaf. Aku masih mencintaimu. Maaf.


With love, regret,sorry, and......... happy failed anniversary 1years:')
                                                ur ex, Hawa

Selasa, 01 Januari 2013

Page 1 of 365

Ini sudah benar dari awal; aku mencintaimu. Ini sudah benar menjadi keputusanku; berhenti mencintaimu. Ini semua sudah benar. Bukan bosan, apalagi khianat perasaan. Mungkin, lelah yang menghasut keputus-asaan. Aku terlanjur kehilangan apa yang selama ini kuyakini sebagai pemilk keakuan hati; kamu. Menyudahi apa yang seharusnya kuakhiri, mengakhiri apa yang seharusnya kusudahi. Benarkah ini sudah 'seharusnya'? Bibir, pikiran, dan hati kerap kali berjalan sendiri-sendiri, tidak ada kesamaan. Kadang ingin mengatakan rindu jadinya benci. Sadarku makin nyata, tak berhak lagi aku bertanya. Biarkan saja lirih yang angkat bicara: "Di matamu, aku ini siapa?". Masih sanggupkah aku berkejaran dengan waktu? menjadikanmu satu-satunya di ruang hampa hatiku. Entah! aku rasa ini sudah berakhir. Tidak lagi aku menunggumu kembali bernaung didalam payung mata beningku. Tidak lagi aku menari dibawah hujan bulan Desember. Tidak lagi dadaku tersendat, napasku terengah, dan air mata yang berderai ketika aku ingat masa-lalu kita yang kelabu. Tidak lagi. Cukup sampai disini aku menunggumu yang tak pasti akan kembali. Seperti halnya kapal yang telah berlayar jauh, terlalu bodoh mengejarnya dengan berenang mengarungi lautan. Aku tidak akan menulis cerita baru di lembaran yang sama lagipula buku ini sudah mulai usang. Saatnya menutup buku dan membuka lembaran baru. Menggoreskan untaian kalimat demi kalimat di lembaran baru, sama sepertimu. Tidak akan pernah aku menulis cerita baru di lembaran lama, aku tidak ingin membiarkan kamu mengusik kembali luka ini. Luka pasti membekas, tapi bukan berarti aku tidak bisa melupakanmu seperti kamu melupakanku. Aku sudah memaafkanmu, sudah mengikhlaskanmu, dan juga sudah merelakanmu. Hari ini, 1 Januari 2013; let's begin page 1 of 365.


With love&i'll leave our past zone:)
                        Hawa